![]() |
Apakah Dajjal Sudah Ada Sekarang? |
AlQuranPedia.Org - Perihal Dajjal tidak ada habis-habisnya
dibahas. Wajar saja, Dajjal adalah fitnah paling besar yang akan dihadapi umat
manusia menjelang Kiamat kelak. Dajjal adalah fitnah paling besar sejak zaman
Nabi Adam sampai akhir zaman. Tidaklah seorang nabi melainkan akan
memperingatkan kepada kaumnya tentang bahaya Dajjal.
Dajjal
benar-benar nyata saudaraku, dia akan keluar menjelang akhir zaman nanti.
Adapun ciri-ciri Dajjal berdasarkan
hadits yang sahih adalah keturunan Nabi Adam, laki-laki, berambut keriting,
pendek, dahinya lebar, lehernya lebar, mata sebelah kanannya buta, tidak
memiliki keturunan, mata di sebelah kirinya ada daging yang tumbuh dan di antara kedua matanya tertulis ر ك ف (kafir) yang hanya bisa dibaca oleh orang-orang
beriman.
Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai apakah
Dajjal sudah ada sekarang ataukah sudah lahir? Jawabannya adalah sudah. Hal itu berdasarkan hadits
Fathimah binti Qais radhiyallahu ‘anha. Simak kisahnya di bawah ini. (Kami
sengaja menyertakan teks hadits Arabnya juga agar menjadi bukti konkret).
Dari Fathimah bintu Qois -radhiyallahu anha-, ia berkata,
صَلَّيْتُ مَعَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكُنْتُ فِي صَفِّ النِّسَاءِ
الَّتِي تَلِي ظُهُورَ الْقَوْمِ فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاتَهُ جَلَسَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَضْحَكُ فَقَالَ
لِيَلْزَمْ كُلُّ إِنْسَانٍ مُصَلَّاهُ ثُمَّ قَالَ أَتَدْرُونَ لِمَ جَمَعْتُكُمْ
قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ إِنِّي وَاللَّهِ مَا جَمَعْتُكُمْ
لِرَغْبَةٍ وَلَا لِرَهْبَةٍ وَلَكِنْ جَمَعْتُكُمْ لِأَنَّ تَمِيمًا الدَّارِيَّ
كَانَ رَجُلًا نَصْرَانِيًّا فَجَاءَ فَبَايَعَ وَأَسْلَمَ وَحَدَّثَنِي حَدِيثًا
وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْ مَسِيحِ الدَّجَّالِ حَدَّثَنِي
أَنَّهُ رَكِبَ فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ مَعَ ثَلَاثِينَ رَجُلًا مِنْ لَخْمٍ
وَجُذَامَ فَلَعِبَ بِهِمْ الْمَوْجُ شَهْرًا فِي الْبَحْرِ ثُمَّ أَرْفَئُوا
إِلَى جَزِيرَةٍ فِي الْبَحْرِ حَتَّى مَغْرِبِ الشَّمْسِ فَجَلَسُوا فِي أَقْرُبْ
السَّفِينَةِ فَدَخَلُوا الْجَزِيرَةَ فَلَقِيَتْهُمْ دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ
الشَّعَرِ لَا يَدْرُونَ مَا قُبُلُهُ مِنْ دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ
فَقَالُوا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ قَالُوا وَمَا
الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ أَيُّهَا الْقَوْمُ انْطَلِقُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي
الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ قَالَ لَمَّا سَمَّتْ لَنَا
رَجُلًا فَرِقْنَا مِنْهَا أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً قَالَ فَانْطَلَقْنَا
سِرَاعًا حَتَّى دَخَلْنَا الدَّيْرَ فَإِذَا فِيهِ أَعْظَمُ إِنْسَانٍ رَأَيْنَاهُ
قَطُّ خَلْقًا وَأَشَدُّهُ وِثَاقًا مَجْمُوعَةٌ يَدَاهُ إِلَى عُنُقِهِ مَا
بَيْنَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى كَعْبَيْهِ بِالْحَدِيدِ قُلْنَا وَيْلَكَ مَا أَنْتَ
قَالَ قَدْ قَدَرْتُمْ عَلَى خَبَرِي فَأَخْبِرُونِي مَا أَنْتُمْ قَالُوا نَحْنُ
أُنَاسٌ مِنْ الْعَرَبِ رَكِبْنَا فِي سَفِينَةٍ بَحْرِيَّةٍ فَصَادَفْنَا
الْبَحْرَ حِينَ اغْتَلَمَ فَلَعِبَ بِنَا الْمَوْجُ شَهْرًا ثُمَّ أَرْفَأْنَا
إِلَى جَزِيرَتِكَ هَذِهِ فَجَلَسْنَا فِي أَقْرُبِهَا فَدَخَلْنَا الْجَزِيرَةَ
فَلَقِيَتْنَا دَابَّةٌ أَهْلَبُ كَثِيرُ الشَّعَرِ لَا يُدْرَى مَا قُبُلُهُ مِنْ
دُبُرِهِ مِنْ كَثْرَةِ الشَّعَرِ فَقُلْنَا وَيْلَكِ مَا أَنْتِ فَقَالَتْ أَنَا
الْجَسَّاسَةُ قُلْنَا وَمَا الْجَسَّاسَةُ قَالَتْ اعْمِدُوا إِلَى هَذَا
الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ فَأَقْبَلْنَا
إِلَيْكَ سِرَاعًا وَفَزِعْنَا مِنْهَا وَلَمْ نَأْمَنْ أَنْ تَكُونَ شَيْطَانَةً
فَقَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَخْلِ بَيْسَانَ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا
تَسْتَخْبِرُ قَالَ أَسْأَلُكُمْ عَنْ نَخْلِهَا هَلْ يُثْمِرُ قُلْنَا لَهُ
نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّهُ يُوشِكُ أَنْ لَا تُثْمِرَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ
بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ قُلْنَا عَنْ أَيِّ شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ
فِيهَا مَاءٌ قَالُوا هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ قَالَ أَمَا إِنَّ مَاءَهَا يُوشِكُ
أَنْ يَذْهَبَ قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ عَيْنِ زُغَرَ قَالُوا عَنْ أَيِّ
شَأْنِهَا تَسْتَخْبِرُ قَالَ هَلْ فِي الْعَيْنِ مَاءٌ وَهَلْ يَزْرَعُ أَهْلُهَا
بِمَاءِ الْعَيْنِ قُلْنَا لَهُ نَعَمْ هِيَ كَثِيرَةُ الْمَاءِ وَأَهْلُهَا
يَزْرَعُونَ مِنْ مَائِهَا قَالَ أَخْبِرُونِي عَنْ نَبِيِّ الْأُمِّيِّينَ مَا
فَعَلَ قَالُوا قَدْ خَرَجَ مِنْ مَكَّةَ وَنَزَلَ يَثْرِبَ قَالَ أَقَاتَلَهُ
الْعَرَبُ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ كَيْفَ صَنَعَ بِهِمْ فَأَخْبَرْنَاهُ أَنَّهُ
قَدْ ظَهَرَ عَلَى مَنْ يَلِيهِ مِنْ الْعَرَبِ وَأَطَاعُوهُ قَالَ لَهُمْ قَدْ
كَانَ ذَلِكَ قُلْنَا نَعَمْ قَالَ أَمَا إِنَّ ذَاكَ خَيْرٌ لَهُمْ أَنْ
يُطِيعُوهُ وَإِنِّي مُخْبِرُكُمْ عَنِّي إِنِّي أَنَا الْمَسِيحُ وَإِنِّي
أُوشِكُ أَنْ يُؤْذَنَ لِي فِي الْخُرُوجِ فَأَخْرُجَ فَأَسِيرَ فِي الْأَرْضِ
فَلَا أَدَعَ قَرْيَةً إِلَّا هَبَطْتُهَا فِي أَرْبَعِينَ لَيْلَةً غَيْرَ
مَكَّةَ وَطَيْبَةَ فَهُمَا مُحَرَّمَتَانِ عَلَيَّ كِلْتَاهُمَا كُلَّمَا
أَرَدْتُ أَنْ أَدْخُلَ وَاحِدَةً أَوْ وَاحِدًا مِنْهُمَا اسْتَقْبَلَنِي مَلَكٌ
بِيَدِهِ السَّيْفُ صَلْتًا يَصُدُّنِي عَنْهَا وَإِنَّ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ
مِنْهَا مَلَائِكَةً يَحْرُسُونَهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَطَعَنَ بِمِخْصَرَتِهِ فِي الْمِنْبَرِ هَذِهِ طَيْبَةُ
هَذِهِ طَيْبَةُ هَذِهِ طَيْبَةُ يَعْنِي الْمَدِينَةَ أَلَا هَلْ كُنْتُ
حَدَّثْتُكُمْ ذَلِكَ فَقَالَ النَّاسُ نَعَمْ
“Aku pernah sholat bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam-.
Aku berada di shaff wanita yang berada dekat dengan punggung kaum lelaki.
Tatkala Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- telah menyelesaikan
sholatnya, maka beliau duduk di atas mimbar sambil tertawa. Kemudian beliau
bersabda, “Hendaknya setiap orang melazimi tempatnya”, lalu bersabda lagi,
“Tahukah kalian kenapa aku kumpulkan kalian?”
“Hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”, kata mereka.
Beliau bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku tidaklah mengumpulkan
kalian karena keinginan (dalam membagi ghonimah) dan tidak pula karena takut
(terhadap musuh). Akan tetapi aku kumpulkan kalian, karena Tamim Ad-Dariy
dahulu seorang yang beragama Nasrani. Kemudian ia datang berbai’at dan masuk
Islam. Dia telah menceritakan kepadaku sebuah kisah yang sesuai dengan kisah
yang pernah aku ceritakan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal. Dia telah
menceritakan kepadaku bahwa telah berlayar dalam sebuah perahu besar bersama 30
orang lelaki dari Suku Lakhm dan Judzam. Mereka dipermainkan oleh ombak selama
sebulan di lautan. Kemudian mereka berlabuh pada sebuah pulau di tengah lautan
ketika terbenamnya matahari. Mereka pun duduk di perahu kecil, lalu memasuki
pulau itu.
Mereka dijumpai oleh binatang yang lebat bulunya; mereka tak tahu mana
depan dan belakangnya karena banyak bulunya. Mereka berkata (kepada binatang
itu), “Celaka engkau, siapakah engkau?” Binatang itu menjawab, “Aku adalah
Jassasah (tukang cari berita)”. Mereka bilang, “Apa itu Jassasah?” Binatang itu
berkata, “Wahai kaum, pergilah engkau kepada laki-laki ini di dalam istana itu.
Karena ia amat rindu dengan berita kalian”.
Dia (Tamim) berkata, “Tatkala ia (si binatang) menyebutkan seorang
lelaki kepada kami, maka kami khawatir jangan sampai binatang itu adalah setan
perempuan”. Tamim berkata, “Kami pun pergi dengan cepat sampai kami memasuki istana tersebut.
Tiba-tiba di dalamnya terdapat orang yang paling besar kami
lihat dan paling kuat ikatannya dalam keadaan kedua tangannya terbelenggu
ke lehernya antara kedua lututnya sampai kedua mata kakinya dengan besi”. Kami
katakan, “Celaka anda, siapakah anda?” Dia (Dajjal) menjawab, “Sungguh kalian
telah tahu beritaku. Kabarkanlah kepadaku siapakah kalian?” Mereka menjawab,
“Kami adalah orang-orang Arab. Kami telah berlayar dalam sebuah perahu besar.
Kami pun mengarungi lautan saat berombak besar. Akhirnya, ombak mempermainkan
kami selama sebulan. Kemudian kami berlabuh di pulau anda ini. Kami pun
duduk-duduk di perahu kecil, lalu masuk pulau. Tiba-tiba kami dijumpai oleh
binatang yang lebat bulunya; mereka tak tahu mana depan dan belakangnya karena
banyak bulunya. kami berkata (kepada binatang itu), “Celaka engkau, siapakah
engkau?” Binatang itu menjawab, “Aku adalah Jassasah (tukang cari berita)”.
Kami bilang, “Apa itu Jassasah?” Binatang itu berkata, “Pergilah engkau kepada
laki-laki ini di dalam istana. Karena ia amat rindu dengan berita kalian”. Lalu
kami menghadap kepadamu dengan cepat, kami takut kepadanya dan tak merasa aman
jika ia adalah setan perempuan”. Dia (Dajjal) berkata, “Kabarilah aku tentang
pohon-pohon korma Baisan (nama tempat di Yordania)!!”. Kami bertanya, “Engkau
tanya tentang apanya?”. Dajjal berkata, “Aku tanyakan kepada kalian tentang
pohon-pohon kurmanya, apakah masih berbuah?”. Kami jawab, “Ya”. Dajjal berkata,
“Ingatlah bahwa hampir-hampir ia tak akan berbuah lagi”. Dajjal berkata,
“Kabarilah aku tentang Danau Thobariyyah!!”. Kami katakan, “Apanya yang kau
tanyakan?” Dajjal berkata, “Apakah di dalamnya masih ada air?” Mereka menjawab,
“Danau itu masih banyak airnya”. Dajjal berkata, “Ingatlah, sesungguhnya airnya
hampir-hampir akan habis”. Dajjal bertanya lagi, “Kabarilah aku tentang mata
air Zughor!!” Mereka bertanya, “Apanya yang kau tanyakan?” Dajjal berkata, “Apakah
di dalam mata air itu masih ada air? Apakah penduduknya masih menanam dengan
memakai air dari mata air itu?” Kami jawab, “Ya, mata air itu masih banyak
airnya dan penduduknya masih bercocok tanam dari airnya”. Dajjal berkata lagi,
“Kabarilah aku tentang Nabinya orang-orang Ummi (ummi : buta huruf, yakni
orang-orang Quraisy), apa yang ia lakukan? Mereka berkata, “Dia telah keluar
dari Kota Makah dan bertempat tinggal di Yatsrib (Madinah)”. Dajjal bertanya,
“Apakah ia diperangi oleh orang-orang Arab?” Kami katakan, “Ya”. Dajjal
bertanya, “Apa yang ia lakukan pada mereka?” Lalu mereka kabari Dajjal bahwa
sungguh ia (Nabi itu, yakni Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam-) telah
berkuasa atas orang-orang yang ada di sekitarnya dari kalangan Arab dan mereka
menaatinya”. Dajjal berkata kepada mereka, “Apakah hal itu sudah terjadi?” Kami
jawab, “Ya”.
Dajjal berkata, “Ingatlah bahwa hal itu lebih baik bagi mereka untuk
menaatinya. Sekarang aku kabari kalian bahwa aku adalah Al-Masih (yakni,
Al-Masih Ad-Dajjal). Sungguh aku hampir diberi izin untuk keluar. Aku akan
keluar, lalu berjalan di bumi. Aku tak akan membiarkan suatu negeri, kecuali
aku injak dalam waktu 40 malam, selain Makkah dan Thoibah (nama lain bagi kota
Madinah). Kedua kota ini diharamkan bagiku.
Setiap kali aku hendak memasuki salah satunya diantaranya, maka aku
dihadang oleh seorang malaikat, di tangannya terdapat pedang terhunus yang akan
menghalangiku darinya. Sesungguhnya pada setiap jalan-jalan masuk padanya ada
malaikat-malaikat yang menjaganya”
Dia (Fathimah bintu Qois) berkata, “Rasulullah -shallallahu alaihi wa
sallam- bersabda seraya menusuk-nusukkan tongkatnya pada mimbar, “Inilah
Thoibah, Inilah Thoibah, Inilah Thoibah, yakni kota Madinah. Ingatlah, apakah
aku telah menceritakan hal itu kepada kalian?”
Orang-orang pun berkata, “Ya”.
(HR. Muslim, Abu
Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Jadi sudah jelaslah bahwa Dajjal sudah lahir, sudah ada, bahkan 1400
tahun yang lalu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup.
Namun dia sekarang lagi ditahan Allah di suatu pulau dan kelak akan keluar
menjelang akhir zaman.
Dajjal kelak akan keluar dari Khurasan (Iran) dan diikuti oleh tujuh
puluh ribu orang Yahudi Ashfahan beserta orang-orang yang rusak imannya. Dajjal akan keluar menjadi fitnah terbesar
bagi umat manusia. Bagi yang imannya lemah maka bersiap-siaplah terkena fitnah
Dajjal. Akan tetapi bagi imannya yang kuat maka akan berhasil melewati fitnah
Dajjal.
Maka dari itu tugas kita sekarang bukanlah mencari tempat di mana
Dajjal sekarang, itu kurang kerjaan. Tugas kita adalah perkuat iman dan
pertebal taqwa kepada Allah, banyak-banyak beramal sholih. Ada satu tips dari
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam agar terhindar dari fitnah Dajjal,
yakni menghafal 10 ayat pertama ataupun 10 ayat terakhir dari Surah Al-Kahfi.
Dari Abu Darda’
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka
ia akan terlindungi dari Dajjal.” (HR. Muslim no. 809)
Dalam riwayat lain
disebutkan, “Dari akhir surat Al-Kahfi.” (HR. Muslim no. 809)
Semoga Allah menyelamatkan kita dari fitnah Dajjal yang luar biasa
ini.
Semoga bermanfaat.
Diselesaikan pada 27 Rabiul Awwal 1439 Hijriyah/15 Desember 2017
Masehi.
EmoticonEmoticon