Sunday, April 29, 2018

23 Ayat Al-Quran Tentang Perumpamaan

23 Ayat Al Quran Tentang Perumpamaan
23 Ayat Al Quran Tentang Perumpamaan

AlQuranPedia.Org – Kalau kita sering membaca Al-Quran maka kita akan menjumpai banyak sekali perumpamaan-perumpamaan. Allah membuat banyak sekali perumpamaan.

Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (Q.S. Al-Kahf : 54)

Ada berbagai perumpamaan di Al-Quran, seperti perumpamaan orang yang berinfak, perumpamaan cahaya Allah, perumpamaan orang kafir dan mukmin, perumpamaan ilmu Allah, perumpamaan sifat munafik, perumpamaan iman, perumpamaan perkataan baik dan buruk, perumpamaan kehidupan dunia dan lain sebagainya. Semua perumpamaan ini dimaksudkan Allah agar umat manusia lebih memahami hukum-hukum Allah dan apa yang terdapat di dalam Al-Quran. Melalui perumpamaan ini pula Allah ingin menunjukkan kepada seluruh umat manusia akan ketinggian bahasa Robbul ‘Alamin. Tidak ada yang bisa menyamai Allah baik dalam ketinggian bahasa maupun struktur perkataan-Nya, karena Allah Maha Kuasa, Maha Sempurna, tidak ada tandingan-Nya dan tidak ada kekurangan sedikitpun.


Pada tulisan kali ini kita akan menguraikan berbagai perumpamaan di dalam Al-Quran. Simak selengkapnya di bawah ini.

1
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (Q.S. Al-Baqarah : 26)

2
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (Q.S. Al-Hajj : 73)

3
Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)." (Q.S. Al-Kahf : 109)

4
(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Luqman : 16)

5
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Luqman : 27)

6
Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti. (Q.S. Al-Baqarah : 171)

7
Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka. (Q.S. Ar-Ra’d : 14)

8
Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. (Q.S. Ar-Ra’d : 17)

9
dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (Q.S. Al-Hajj : 31)

10
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (Q.S. Al-‘Ankabuut : 41)

11
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al-Fath : 29)


12
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hujuraat : 12)

13
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir. (Q.S. Yunus : 24)

14
Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Al-Kahf : 45)

15
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Q.S. Al-Hadiid : 20)

16
Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Q.S. Ali ‘Imran : 117)

17
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. (Q.S. Ibrahim : 18)

18
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (Q.S. An-Nahl : 112)

19
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. An-Nuur : 35)

20
Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Q.S. Az-Zumar : 29)

21
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. (Q.S. Ibrahim : 24-26)

22
Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (Q.S. Al-Jumu’ah : 5)

23
Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)? (Q.S. Al-Munaafiquun : 4)

Itulah berbagai perumpamaan di dalam Al-Quran. Sebenarnya masih banyak lagi perumpamaan-perumpamaan lainnya, namun kami cukupkan beberapa saja dikarenakan jumlahnya yang sangat banyak. Kiranya ayat-ayat di atas dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.


Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 6 Sya’ban 1439 Hijriyah/22 April 2018 Masehi.

9 Ayat Al-Quran Tentang Rahim

9 Ayat Al-Quran Tentang Rahim
9 Ayat Al-Quran Tentang Rahim

AlQuranPedia.Org - Allah Ta’ala adalah sebaik-baik Pencipta. Tidak ada yang dapat menciptakan sesuatu yang lebih hebat daripada ciptaan Allah ‘Azza Wa Jalla. Ketika Allah Ta’ala menghendaki seseorang untuk hamil, maka janin tersebut diletakkan Allah di dalam rahim yang kokoh. Suatu sistem yang sangat teratur dan terkoordinir dengan sempurna. Siapakah yang dapat membuat rahim dan fungsinya yang sempurna kalau bukan Allah? Mahasuci Allah atas semua ciptaannya yang sempurna tanpa ada cacat sedikitpun.


Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai ayat-ayat Al-Quran yang membicarakan tentang rahim. Simak selengkapnya pada tulisan ini.

1
Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (Q.S. Az-Zumar : 6)

2
/Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Ali ‘Imran : 6)

3
Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui. (Q.S. Al-An’aam : 98)

4
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. (Q.S. Ar-Ra’d : 8)


5
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (Q.S. Al-Hajj : 5)

6
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (Q.S. Al-Mu’minuun : 13)

7
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Luqman : 34)

8
Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), (Q.S. Al-Qiyaamah : 37)

9
kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim), (Q.S. Al-Mursalaat : 21)

Itulah pembahasan singkat kita mengenai ayat-ayat Al-Quran tentang rahim. Semoga tulisan ini menambah keimanan dan ketakutan kita kepada Allah Tabaraka Wa Ta’ala.


Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 18 Rajab 1439 Hijriyah/4 April 2018 Masehi.

12 Ayat Al-Quran Tentang Bahasa Arab


12 Ayat Al-Quran Tentang Bahasa Arab
12 Ayat Al-Quran Tentang Bahasa Arab
AlQuranPedia.Org - Bahasa Arab adalah bahasa terbaik dengan susunan yang sempurna dan kualitas bahasa tingkat tinggi. Dengan segala kesempurnaan dan keistimewaan bahasa Arab inilah yang menjadikannya sebagai bahasa kitabullah, Al-Quranul Karim. Sampai saat ini belum ada yang mampu menandingi kehebatan bahasa Arab.


Pada tulisan kali ini kita akan membahas mengenai ayat-ayat Al-Quran tentang bahasa Arab. Simak selengkapnya pada tulisan ini.

1
Dan sebelum Al-Quran itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini (Al-Quran) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-Ahqaaf : 12)

2
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al-Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)." Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang. (Q.S. An-Nahl : 103)

3
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al-Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. (Q.S. Ar-Ra’d : 37)

4
dengan bahasa Arab yang jelas. (Q.S. Asy-Syu’araa’ : 195)


5
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan masuk Jahannam. (Q.S. Asy-Syuuraa : 7)

6
Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). (Q.S. Az-Zukhruf : 3)

7
(Ialah) Al-Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa. (Q.S. Az-Zumar : 28)

8
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, (Q.S. Fushshilat : 3)

9
Dan jikalau Kami jadikan Al-Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al-Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh." (Q.S. Fushshilat : 44)

10
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Ibrahim : 4)

11
Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka. (Q.S. Thaahaa : 113)

12
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Q.S. Yusuf : 2)

Itulah berbagai ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang bahasa Arab. Semoga tulisan ini menambah wawasan dan pengetahuan kita.


Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 2 Sya’ban 1439 Hijriyah/17 April 2018 Masehi.

Saturday, April 28, 2018

19 Ayat Al-Quran Tentang Buah-Buahan


19 Ayat Al-Quran Tentang Buah-Buahan
19 Ayat Al-Quran Tentang Buah-Buahan
AlQuranPedia.Org – Buah-buahan adalah satu di antara banyaknya nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada kita. Buah-buahan yang nikmat dan lezat adalah karunia Allah yang patut kita syukuri. Dengan buah-buahan itu kita bisa makan, minum, bahkan bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan keuntungan untuk menghidupi kebutuhan hidup. Buah-buahan juga merupakan di antara kenikmatan penghuni surga -semoga kita di antaranya-. Di surga kita bisa bebas memilih dan meminta buah apa saja, bahkan rasanya berjuta-juta kali lipat lebih lezat daripada di dunia.


Pada tulisan kali ini blog Al-Quran Pedia tertarik untuk membahas mengenai ayat-ayat Al-Quran yang membicarakan tentang buah-buahan. Simak selengkapnya pada tulisan ini.

1
dan buah-buahan serta rumput-rumputan, (Q.S. ‘Abasa : 31)

2
Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran), (Q.S. Ad-Dukhaan : 55)

3
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (Q.S. Al-A’raaf : 57)

4
Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran. (Q.S. Al-A’raaf : 130)

5
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali". (Q.S. Al-Baqarah : 126)

6
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah : 155)

7
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (Q.S. Al-Baqarah : 25)

8
Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya. (Q.S. Al-Baqarah : 266)

9
Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan, (Q.S. Al-Mu’minuun : 19)


10
Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini. (Q.S. Al-Mursalaat : 42)

11
dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, (Q.S. Al-Waaqi’ah : 20)

12
dan buah-buahan yang banyak, (Q.S. Al-Waaqi’ah : 32)

13
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Q.S. An-Nahl : 11)

14
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Q.S. An-Nahl : 69)

15
Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Q.S. Ar-Ra’d : 3)

16
Di dalam kedua syurga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan. (Q.S. Ar-Rahmaan : 52)

17
Di syurga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (Q.S. Yaasiin : 57)

18
di dalamnya mereka bertelekan (diatas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu. (Q.S. Shaad : 51)

19
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. (Q.S. Ibrahim : 32)

Itulah berbagai ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang buah-buahan. Semoga tulisan ini menambah wawasan dan khazanah pengetahuan kita.


Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 8 Sya’ban 1439 Hijriyah/23 April 2018 Masehi.

Biografi Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas


Biografi Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Biografi Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
AlQuranPedia.Org – Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas lahir di Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah. Beliau saat ini tinggal di Bogor, Jawa Barat. Beliau adalah Pembina sekaligus pengisi Radio Rodja. Beliau adalah ustadz senior salafiyyah di Indonesia. Ustadz Yazid menjalin persahabatan yang sangat erat dengan Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat (pakar hadits). Keduanya sangatlah akrab dan merekalah pembawa bendera salafiyyin di bumi Indonesia. Keilmuan Ustadz Yazid sudah kelihatan saat masih muda. Ustadz Yazid bahkan sudah menghafal kitab Bulughul Maram karangan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani di luar kepala. Beliau bukan hanya dikenal di Indonesia saja, beliau murid ulama besar (Syaikh ‘Utsaimin), dikenal oleh Syaikh Abdullah Mar’i, dan sudah dikenal mancanegara macam Malaysia dan Singapura.

Pujian yang diterima Ustadz Yazid sangatlah banyak, baik dari kalangan ulama maupun para ustadz sunnah terutama para muridnya. Sampai-sampai muridnya memanggilnya dengan Syaikh Yazid Jawas. Dan memang pantas beliau mendapatkan label itu. Bahkan disebutkan bahwa Syaikh ‘Utsaimin dengan Ustadz Yazid memiliki banyak kemiripan, kedua-duanya adalah bagai lautan ilmu. 


Adab dan Akhlak Ustadz Yazid

Diceritakan oleh Ustadz Abu Usamah, bahwa Ustadz Yazid selalu mengumpulkan 11 orang anaknya untuk membaca minimal 4 jam kitab ulama dalam sehari.

Diceritakan oleh Ustadz La Ode Abu Hanifa bahwa Ustadz Yazid memiliki jadwal yang padat, beliau mengurus keluarga dan mendidik anak beliau, beliau juga berdagang tetapi masih sempat baca kitab ulama, mengkajinya dan memberi kajian rutin.

Diceritakan oleh Ustadz Andika dari Cirendeu, beliau takjub dengan akhlak Ustadz Yazid. Suatu ketika datang tamu ke Ma'had Minhajus Sunnah, dan disediakanlah air teh manis sebagai minuman sang tamu. Namun ketika tamu sudah pulang, Ustadz Yazid melihat air teh yang belum habis diminum. Lalu beliau membawa sisa air minum tadi ke kamar mandi. Alih-alih bukannya air dibuang ke saluran pembuangan, malah dibuang ke bak mandi.
Lalu Ustadz Andika bertanya ke Ustadz Yazid, "Ya ustadz kenapa dibuangnya di bak mandi?"
Al-Ustadz menjawab: "Sayang kalo dibuang, kan masih bisa dipakai buat mandi. Dan air teh yg merah ini pun akan larut bersama air bak mandi yg lebih banyak. Dan ana takut ditanya Allah cuma karena membuang sisa air teh."

Di setiap kajian rutin maupun tabligh akbar, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas tidak jauh-jauh dari pembahasan aqidah, manhaj, tauhid, syirik, dasar Islam, sunnah dan bid’ah. Ustadz Yazid tahu bahwa inti dakwah adalah tauhid, tauhid dan tauhid.

Guru-Guru

Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas berguru kepada banyak masyaikh saat menimba ilmu di Arab Saudi. Salah satunya adalah Al-Imam Al-‘Allamah Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Ustadz Yazid banyak menimba ilmu dari Syaikh ‘Utsaimin saat beliau rahimahullah masih hidup, bahkan Ustadz Yazid mengikuti kelas khusus majelis Syaikh ‘Utsaimin. Ustadz Yazid juga menimba ilmu dari Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad hafidzhahullah.


Murid-Murid

Adapun di antara asatidz kita yang merupakan murid dari Ustadz Yazid adalah:
1. Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc (Murid sekaligus adik ipar Ustadz Yazid)
2. Ustadz Abu Usamah, Lc
3. Ustadz Zainal Abidin bin Syamsudin, Lc
4. Ustadz Abdullah Zaen, MA
5. Ustadz La Ode Abu Hanifa
6. Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA
7. Ustadz Fathi bin Yazid (anak kandung Ustadz Yazid)
Dan masih banyak lagi yang lainnya (Hampir seluruh ustadz-ustadz sunnah berguru kepada Ustadz Yazid).

Karya-Karya Ustadz Yazid

1. Buku "Prinsip Dasar Islam Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah", penerbit Pustaka At-Taqwa
2. Buku "Jalan Kebahagiaan Keselamatan Keberkahan", penerbit Media Tarbiyah
3. Buku "Jihad Dalam Syariat Islam dan Penerapannya di Masa Kini", penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i
4. Buku "Waktumu Dihabiskan Untuk Apa?", penerbit Pustaka At-Taqwa
5. Buku "Panduan Shalat Jum’at Keutamaan Adab", penerbit Pustaka At-Taqwa
6. Buku "Sebaik-Baik Amal Adalah Shalat", penerbit Pustaka At-Taqwa
7. Buku "Sifat Wudhu dan Shalat Nabi", penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i
8. Buku "Syarah Aqidah Wasithiyah Prinsip Aswaja", penerbit Media Tarbiyah
9. Buku "Istiqamah Konsekuen Konsisten Menetapi Jalan Ketaatan", penerbit Pustaka At-Taqwa
10. Buku "Haramnya Darah Seorang Muslim", penerbit Media Tarbiyah
11. Buku "Taubat Kewajiban Seumur Hidup", penerbit Media Tarbiyah
12. Buku "Prinsip-Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah", penerbit Pustaka At-Taqwa
13. Buku "Jihad Dalam Syari'at Islam", penerbit Pustaka At-Taqwa
14. Buku "Panduan Keluarga Sakinah", penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i
15. Buku "Ritual Sunnah Setahun", penerbit Media Tarbiyah
16. Buku "Kiat-Kiat Islam Mengatasi Kemiskinan", penerbit Pustaka At-Taqwa
17. Buku "Kupas Tuntas Memahami Kalimat Syahadat", penerbit Media Tarbiyah
18. Buku "Fiqih Shalat Berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah", penerbit Media Tarbiyah
19. Buku "Sifat Shalawat Nabi", penerbit Salwa Press
20. Buku "Mulia Dengan Manhaj Salaf", penerbit Pustaka At-Taqwa
21. Buku "Syarah Kitab Tauhid", penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i
22. Buku "Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah", penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i
23. Buku "Syarah Arba'in An-Nawawi", penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i
24. Buku "Hukum Lagu, Musik dan Nasyid", penerbit Pustaka At-Taqwa
25. Buku “Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu”, penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i
26. Buku “Doa dan Wirid”, penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i

Itulah biografi singkat Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafidzhahullah. Ya Allah. Lindungilah beliau, jagalah beliau, mudahkanlah urusan beliau, balaslah kebaikan beliau dengan balasan yang sebaik-baiknya.

Tulisan dikutip dari berbagai sumber


Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 11 Sya’ban 1439 Hijriyah/27 April 2018 Masehi.

Apa Itu Syuja’ul Aqra?

Apa Itu Syuja’ul Aqra?
Apa Itu Syuja’ul Aqra?

AlQuranPedia.Org – Kemarin penulis membaca di sebuah postingan akun instagram tentang “siksaan bagi seseorang yang meninggalkan sholat”. Di antara isi tulisan itu adalah akan dihadapkan kepadanya “Syuja’ul Aqra”, yaitu ular penyiksa di kubur bagi siapa saja yang meninggalkan sholat. Kalau kita lihat tulisannya sepintas di benak kita akan takjub dan merasa “ngeri”. Setelah penulis cek lagi, ternyata itu berasal dari berbagai tulisan di internet. Anehnya, tulisan tersebut tidak menyebutkan riwayat ataupun dalil yang shahih mengenai kisah ular penyiksa itu.


Kemudian penulis berusaha mencari dalilnya, baik dari Al-Quran maupun hadits shahih tentang kisah Syuja’ul Aqra tersebut. Karena sikap seorang mukmin yang benar adalah memeriksa suatu berita/kabar, apakah itu benar ataukah tidak, terlebih lagi ini masalah agama. Renungilah firman Allah ‘Azza Wa Jalla berikut ini.

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Q.S. Al-Hujuraat : 6)

Setelah penulis mencari-cari, ternyata syuja’ul aqra terdapat di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya. Di dalam hadits, lafadznya adalah syuja’an aqra’, atau ular jantan aqra’. Tetapi di dalam hadits ini syuja’an aqra’ bukanlah penyiksa orang yang meninggalkan sholat, akan tetapi penyiksa orang yang tidak mau membayar zakat. Simak selengkapnya hadits di bawah ini.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً ، فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ مُثِّلَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعًا أَقْرَعَ ، لَهُ زَبِيبَتَانِ ، يُطَوَّقُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، ثُمَّ يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ – يَعْنِى شِدْقَيْهِ – ثُمَّ يَقُولُ أَنَا مَالُكَ ، أَنَا كَنْزُكَ » ثُمَّ تَلاَ ( لاَ يَحْسِبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ ) الآيَةَ

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa diberi harta oleh Allah, lalu dia tidak menunaikan (kewajiban) zakatnya, pada hari kiamat hartanya dijadikan untuknya menjadi seekor ular jantan aqra’ (yang kulit kepalanya rontok karena dikepalanya terkumpul banyak racun), yang berbusa dua sudut mulutnya. Ular itu dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat. Ular itu memegang (atau menggigit tangan pemilik harta yang tidak berzakat tersebut) dengan kedua sudut mulutnya, lalu ular itu berkata,’Saya adalah hartamu, saya adalah simpananmu’. Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca (firman Allah ta’ala, QS. Ali Imran : 180): ’Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil menyangka…dst’.” (HR. Bukhari II/508 no. 1338)


Penulis juga menjumpainya di dalam riwayat lain, yakni di dalam shahih Muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَلاَ صَاحِبِ كَنْزٍ لاَ يَفْعَلُ فِيهِ حَقَّهُ إِلاَّ جَاءَ كَنْزُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعًا أَقْرَعَ يَتْبَعُهُ فَاتِحًا فَاهُ فَإِذَا أَتَاهُ فَرَّ مِنْهُ فَيُنَادِيهِ خُذْ كَنْزَكَ الَّذِى خَبَأْتَهُ فَأَنَا عَنْهُ غَنِىٌّ فَإِذَا رَأَى أَنْ لاَ بُدَّ مِنْهُ سَلَكَ يَدَهُ فِى فِيهِ فَيَقْضَمُهَا قَضْمَ الْفَحْلِ

“Tidaklah pemilik harta simpanan yang tidak melakukan haknya padanya (maksudnya tidak mengeluarkan zakatnya, pent), kecuali harta simpanannya akan datang pada hari kiamat sebagai seekor ular jantan aqra’ yang akan mengikutinya dengan membuka mulutnya. Jika ular itu mendatanginya, pemilik harta simpanan itu lari darinya. Lalu ular itu memanggilnya,“Ambillah harta simpananmu yang telah engkau sembunyikan! Aku tidak membutuhkannya.” Maka ketika pemilik harta itu melihat, bahwa dia tidak dapat menghindar darinya, dia memasukkan tangannya ke dalam mulut ular tersebut. Maka ular itu memakannya sebagaimana binatang jantan memakan makanannya.” (HR. Muslim II/684 no. 988)

Jadi itulah pembahasan singkat kita mengenai syujaul aqra. Penulis menghimbau dan mengingatkan kepada kita semua, terkhusus kepada diri penulis sendiri bahwa hendaknya kita berhati-hati dalam berkata ataupun menulis. Karena semua yang kita tulis, kita ucapkan, kita lakukan, akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Tabaraka Wa Ta’ala.

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Q.S. Al-Israa’ : 36)

Terlebih lagi kalau kita menulis di jejaring sosial media. Setiap kita menulis sesuatu kemudian kita tidak peduli terhadap apa yang kita tulis, sementara tulisan tersebut berisi hal yang tidak benar/hoax, maka setiap yang membaca dan mengambil ilmu darinya kita akan mendapat dosa. Ini disebut dengan dosa jariyah. Perhatikan firman Allah berikut ini.

Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). (Q.S. An-Nahl : 25)

Dan diperkuat lagi oleh hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Muslim 6980, Ahmad 9398, dan yang lainnya)

Maka dari itu hendaklah kita berhati-hati, baik itu berhati-hati dalam menulis sesuatu ataupun menerima suatu informasi. Kita harus bertabayyun terlebih dahulu alias memeriksanya. Ingatlah saudaraku. Semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Allah kelak.


Semoga bermanfaat.

Diselesaikan pada 8 Sya’ban 1439 Hijriyah/23 April 2018 Masehi.

Wednesday, April 25, 2018

Tafsir Ibnu Katsir An-Nisaa' Ayat 44-46

Tafsir Ibnu Katsir An-Nisaa' Ayat 44-46
Tafsir Ibnu Katsir An-Nisaa' Ayat 44-46

An-Nisa, ayat 44-46

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يَشْتَرُونَ الضَّلَالَةَ وَيُرِيدُونَ أَنْ تَضِلُّوا السَّبِيلَ (44) وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِأَعْدَائِكُمْ وَكَفَى بِاللَّهِ وَلِيًّا وَكَفَى بِاللَّهِ نَصِيرًا (45) مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا (46)
Apakah kalian tidak melihat orang-orang yang telah diberi bagian Al-Kitab (Taurat)? Mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kalian tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar). Dan Allah lebih mengetahui (daripada kalian) tentang musuh-musuh kalian. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagi kalian). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagi kalian). Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata, "Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya." Dan (mereka mengatakan pula), "Dengarlah," semoga kalian tidak dapat mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan), "Ra'ina," dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami," tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.

(Baca Juga : Adab Bermain Media Sosial)

Allah menceritakan perihal orang-orang Yahudi —semoga laknat Allah terus-menerus menimpa mereka sampai hari kiamat—, bahwa mereka membeli kesesatan dengan petunjuk, yakni menukar petunjuk dengan kesesatan; dan berpaling dari wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Rasul-Nya, serta menyembunyikan pengetahuan yang ada di tangan mereka dari para nabi terdahulu mengenai sifat-sifat Nabi Muhammad Saw. dengan tujuan memperoleh imbalan harga yang sedikit berupa harta duniawi yang fana.
وَيُرِيدُونَ أَنْ تَضِلُّوا السَّبِيلَ
dan mereka bermaksud supaya kalian menyimpang dari jalan yang benar. (An-Nisa: 44)
Mereka sangat mengharapkan bila kalian ingkar terhadap apa yang diturunkan kepada kalian; hai orang-orang mukmin, dan meninggalkan hidayah serta ilmu yang bermanfaat yang ada pada kalian.
{وَاللهُ أَعْلَمُ بِأَعْدَائِكُمْ}
Dan Allah lebih mengetahui (daripada kalian) tentang musuh-musuh kalian. (An-Nisa: 45)
Dia lebih mengetahui perihal mereka dan memperingatkan kalian agar kalian bersikap waspada terhadap mereka.
{وَكَفَى بِاللهِ وَلِيًّا وَكَفَى بِاللهِ نَصِيرًا}
Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagi kalian), dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagi kalian). (An-Nisa: 45)
Cukuplah Allah sebagai Pelindung orang yang berlindung kepada-Nya, dan sebagai Penolong orang yang meminta tolong kepada-Nya.
مِنَ الَّذِينَ هادُوا
Yaitu orang-orang Yahudi. (An-Nisa: 46)
Min dalam ayat ini menunjukkan makna keterangan jenis. Seperti pengertian min yang terdapat di dalam firman lainnya, yaitu:
فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثانِ
maka jauhilah perkara yang najis yaitu berhala-berhala tersebut. (Al-Hajj: 30)

(Baca Juga : 8 Ayat Al-Quran Tentang Barat)

Adapun firman Allah Swt.:
يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَواضِعِهِ
mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. (An-Nisa: 46)
Maksudnya, mereka menakwilkannya bukan dengan takwil yang sebenarnya, dan menafsirkannya bukan dengan tafsir yang dimaksud oleh Allah Swt.; dengan sengaja mereka melakukannya sebagai kedustaan dari mereka sendiri.
{وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا}
Mereka mengatakan, "Kami mendengar." (An-Nisa: 46)
Yakni kami mendengar apa yang engkau katakan, hai Muhammad, dan kami tidak akan menaatimu. Demikianlah menurut apa yang ditafsirkan oleh Mujahid dan Ibnu Zaid mengenai makna yang dimaksud dari kalimah ini. Hal ini jelas menggambarkan kekufuran dan keingkaran mereka yang sangat keterlaluan. Sebenarnya mereka berpaling dari Kitabullah sesudah mereka memahaminya, padahal mereka mengetahui bahaya yang menimpa diri mereka akibat perbuatannya, yaitu berupa dosa dan siksaan yang akan menimpa diri mereka. Ucapan mereka yang disebutkan oleh firman-Nya:
{وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ}
Dan ucapan mereka, "Dengarlah," semoga kamu tidak mendengar apa-apa. (An-Nisa: 46)
Artinya, dengarkanlah apa yang kami katakan, mudah-mudahan kamu tidak mendengarnya. Demikianlah makna ayat menurut apa yang diriwayatkan oleh Ad-Dahhak dari Ibnu Abbas. Mujahid dan Al-Hasan mengatakan bahwa makna ayat ialah: "Dengarlah, mudah-mudahan kamu tidak mau menerimanya."
Ibnu Jarir mengatakan bahwa yang benar adalah makna yang pertama karena hal ini menunjukkan cemoohan dan ejekan mereka. Semoga laknat Allah selalu menimpa mereka.
{وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ}
Dan (mereka mengatakan pula), "Ra'ina," dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. (An-Nisa: 46)
Ucapan mereka yang mengatakan, "Ra'ina" memberikan kesan bahwa seakan-akan mereka mengatakan, "Perhatikanlah kami dengan pendengaranmu." Padahal sebenarnya mereka bermaksud mencaci Nabi Saw. melalui perkataan ini yang berakar dari kata ru'unah (cacian). Pembahasan mengenai tafsir ini telah kami kemukakan dalam tafsir firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقُولُوا راعِنا وَقُولُوا انْظُرْنا
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian katakan (kepada Muhammad), "Ra'ina." Tetapi katakanlah, "Unzurna." (Al-Baqarah: 104)

(Baca Juga : 17 Ayat Tentang Keutamaan Sahabat Nabi)

Karena itulah- Allah Swt. berfirman menyebutkan perihal orang-orang Yahudi yang selalu mengeluarkan ucapan-ucapan yang bertentangan dengan sikap lahiriahnya, yaitu:
{لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ}
dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. (An-Nisa: 46)
Karena mereka mencaci Nabi Saw. Kemudian Allah Swt. berfirman:
{وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلا يُؤْمِنُونَ إِلا قَلِيلا}
Sekiranya mereka mengatakan, "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami," tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. (An-Nisa: 46)
Hati mereka dijauhkan dari kebaikan dan terusir dari kebaikan, sehingga iman tidak masuk dalam kalbu mereka barang sedikit pun yang dapat memberikan manfaat buat mereka. Mengenai firman-Nya:
فَلا يُؤْمِنُونَ إِلا قَلِيلا
Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. (An-Nisa: 46)
telah disebutkan dalam pembahasan yang jauh sebelum ini. Makna yang dimaksud ialah bahwa mereka tidaklah beriman dengan keimanan yang bermanfaat buat diri mereka.